Aku Bertekad Akan Melatih Diri Untuk Tidak Berucap Yang Tidak Benar
September 20, 2020 in Artikel
Dalam pancasila Buddhist sila ke 4, bunyinya Aku Bertekad Akan Melatih Diri Untuk Tidak Berucap Yang Tidak Benar. Sang Buddha tidak pernah melarang tetapi justru mengajak kita untuk bertekat melatih diri kita sendiri.
Karena itu Sang Buddha tidak melarang kita jangan berbohong, melainkan mengajak kita melatih diri untuk tidak berucap yang tidak benar. Karena kesadaran seseorang baru dapat terbentuk bukan karena larangan dari luar, melainkan karena tekat dalam diri kita sendiri.
Selain itu, melatih diri untuk tidak berucap yang tidak benar memiliki makna yang lebih luas, tidak hanya berbohong, tapi juga mengajak kita untuk menghindari ucapan yang dapat melukai orang lain.
Ucapan yang tidak benar ini seringkali dianggap remeh, dianggap bahwa karma buruk yang ditimbulkan tidak besar, padahal efek dari berucap yang tidak benar dapat menimbulkan efek domino lho untuk diri kita.
Kita mungkin sering dengar bahwa 1 kebohongan dapat menimbulkan kebohongan lainnya, dari sini kita ketahui bahwa dari 1 kebohongan saja dapat menimbulkan karma buruk yang berlipat ganda, tapi sebenarnya tidak hanya itu saja.
Tahukah Anda bahwa kebohongan dapat menimbulkan karma buruk yang jauh lebih besar lagi. Mungkin Anda pernah dengar karena 1 berita hoax, 2 kelompok saling bunuh. Mengerikan ya, jadi jangan pernah anggap remeh perbuatan buruk apa pun ya.
Keindahan Ajaran Sang Buddha Yang Jangan Dirusak
September 6, 2020 in Artikel
Sebuah kebahagiaan dan kebanggaan bisa terlahir sebagai umat Buddha dan belajar ajaran sang Buddha. Ajaran sang Buddha bisa dibilang begitu indah dan tanpa kebencian. Tidak pernah ada ajaran Sang Buddha yang mengharuskan umat Buddha mengajak orang lain menjadi umat Buddha, menganggap hanya ajaran Sang Buddha yang baik dan benar, apalagi mengatakan bahwa jika tidak menjadi umat Buddha akan terlahir di alam samsara.
Hal seperti inilah yang perlu dipertahankan, karena ajaran Sang Buddha penuh dengan kebenaran dan cinta kasih. Tapi sayangnya ada oknum yang semakin dalam belajar ajaran agama Buddha justru kemudian malah menjelekkan ajaran lain, menolak budaya, dan lain sebagainya.
Atau ada juga oknum yang gemar mengatakan pemahaman orang lain salah, pandangan orang lain keliru, dan lain sebagainya. Padahal sebenarnya ajaran sang Buddha itu sederhana:
Jangan berbuat jahat, perbanyak perbuatan baik, sucikan hati dan pikiran.
Jadi biarlah ajaran sang Buddha menjadi ajaran yang indah tanpa kebencian untuk semua orang, dan semakin kita paham justru kita harus semakin bijak.
Berbakti Kepada Orang Tua
August 30, 2020 in Artikel
Beberapa waktu lalu sempat heboh mengenai anak yang menggunakan biaya sekolah untuk membohongi orang tuanya, modusnya adalah si anak melebihkan uang sekolahnya, atau berbohong bahwa keringanan uang sekolah yang diajukan ditolak, atau meminta uang kegiatan yang sebenarnya tidak ada
Betapa hancurnya hati orang tua ketika akhirnya mengetahui kebohongan anaknya, di saat orang tua susah payah banting tulang mencari uang untuk membiayai sekolah anaknya, tapi si anak justru tega membohongi orang tuannya dan menggunakan uangnya untuk bersenang-senang
Sebagai makhluk hidup, tentu sangat penting bagi kita untuk berbakti kepada orang tua, bahkan dalam agama Buddha disebutkan bahwa salah satu sumber karma baik terbesar adalah orang tua dan sebaliknya sumber karma buruk terbesar adalah saat kita berbuat jahat kepada orang tua kita sendiri.
Jadi sebagai umat Buddha yang baik hendaknya kita harus belajar menghormati dan menghargai orang tua kita sendiri. Dan ajarkan anak-anak kita untuk menghomati kita sebagai orang tua maupun menghormati kakek neneknya.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Berbuat Baik Itu Keren
August 23, 2020 in Artikel
Banyak sindiran untuk orang-orang yang rajin beribadah tapi mengabaikan orang lain. Memang betul banyak sekali orang yang rajin beribadah, sering baca buku-buku agama, dan bahkan setiap hari menonton video-video agama atau posting kalimat bijak. Tapi di sisi lain gemar membenci orang lain, sering iri dengan orang lain, tidak mau membantu orang lain, atau bahkan sering merugikan orang lain.
Padahal berbuat baik itu keren lho, karena kita dinilai bukan dari seberapa sering kita ke vihara atau seberapa sering Anda baca buku agama, tapi dinilai dari tindakan kita sehari-hari. Pergi ke vihara atau baca buku agama itu seperti kita sekolah, kita belajar untuk menjadi lebih tau dan menjadi lebih baik. Tapi ujian sebenarnya adalah ketika kita bertindak di dalam masyarakat.
Dengan kita berbuat baik, sebenarnya secara tidak langsung kita sudah mempromosikan kebaikan agama Buddha. Karena baik atau buruknya agama kita sebenarnya yang paling utama dinilai dari sikap dan perbuatan kita, bukan dari penilaian orang lain.
Jadi yuk berbuat baik, karena berbuat baik itu KEREN.
Membenci Hanya Merugikan Diri Kita Sendiri
August 9, 2020 in Artikel
Begitu banyak orang yang sikapnya tidak baik, hanya mementingkan dirinya sendiri dan tidak pernah peduli bahwa tindakannya merugikan orang lain. Ya itulah manusia, sebagai umat Buddha kita tentu sangat paham mengenai hal tersebut.
Terkadang kita sering terpancing, marah, dan membenci orang lain. Padahal ketika kita membenci orang lain, justru kita sendiri yang rugi lho, bukan orang lain. Orang yang kita benci belum tentu peduli dan belum tentu mereka berubah menjadi lebih baik, tapi kita sudah pasti terkena dampat negatif dari membenci orang lain.
Ketika kita membenci orang lain, kita menambah karma buruk untuk diri kita sendiri, merusak diri kita sendiri, dan juga merusak pikiran kita. Jadi untuk apa kita melakukan sesuatu yang tidak ada manfaatnya?
Jadi apa yang harus kita lakukan?
Jika kita mampu membuat mereka berubah, maka coba lakukan. Tapi jika tidak mampu, tinggalkan saja. Ingat, ketika kita memberi sesuatu ke orang lain dan kita tidak menerimanya, maka itu akan kembali ke pengirim.
Jangan Mencintai Agama Buddha Dengan Membenci Agama Lain
August 9, 2020 in Artikel
Sebagai agama Buddha, sudah tentu kita mencintai agama Buddha dan mungkin menganggap bahwa agama Buddha sebagai yang terbaik dan beruntung bisa terlahir sebagai umat Agama Buddha. Konon tidak mudah untuk dapat terlahir sebagai agama Buddha, apalagi jika kita punya kesempatan untuk mempelajari Dhamma.
Tapi ingat ya, jangan sampai kecintaan Anda terhadap agama Buddha membuat Anda membenci agama lain. Sang Buddha tidak pernah mengajarkan kita untuk membenci agama lain. Bahkan awalnya agama Buddha sendiri tidak diakui sebagai agama lho.
Sang Buddha selalu mengajarkan untuk mencintai semua makhluk, jika ada yang membenci Anda atau menghina agama Buddha jangan kemudian kita membalas dengan melakukan hal yang sama, itu akan membuat Anda sama tidak baiknya dengan mereka.
Ingat, orang lain tidak akan menilai kualitas umat Buddha dari ajaran sang Buddha yang indah, tapi umat Buddha akan dinilai dari bagaimana kita bersikap. Jadi yang dapat menentukan penilaian orang lain terhadap agama Buddha adalah bagaimana sikap kita terhadap umat lain.
Pemberitahuan Uji Coba Pemasangan Pariwara
August 1, 2020 in Artikel, Ruang Pers
Namaste,Sotthi hontu, Semenjak mengudara tahun 2006, situs Bhagavant.com termasuk di dalamnya situs Berita Bhagavant berusaha memberikan informasi seputar Agama Buddha. Dan sejak saat itu Bhagavant.com mulai berkembang dan dikunjungi oleh banyak warganet. Bertambahnya informasi yang disajikan dan disimpan, serta sejumlah…
The post Pemberitahuan Uji Coba Pemasangan Pariwara appeared first on Bhagavant.com.
Source: https://bhagavant.com
Keakuan, Jangan Melekat
July 12, 2020 in Artikel
Kita sering mengatakan bahwa ini milikku, itu temanku, dan lain sebagainya. Lama kelamaan kita pun semakin melekat dengan semua yang kita miliki. Dan akhirnya segala sesuatu yang seharusnya membuat kita bahagia, justru membuat kita menjadi tidak bahagia.
Kita takut kehilangan apa yang kita miliki dan kita tidak mau kehilangan apa yang menjadi milik kita. Kita sedih ketika teman kita menjauh, kita sedih ketika barang kita rusak, atau kita sedih ketika kehilangan orang yang kita sayangi.
Sedih adalah hal yang wajar sebagai manusia, tetapi kita tidak boleh terus larut dalam kesedihan. Sedih tidak dilarang dalam agama Buddha, tetapi setelah itu Anda harus melepaskan. Biarkan pergi apa yang seharusnya pergi, jangan melekat terhadap segala sesuatu.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia, Sadhu..
Berpikirlah Sebelum Bertindak (+Rekomendasi Film)
July 12, 2020 in Artikel
Let’s Think!
Ini adalah sebuah kalimat yang sering diucapkan dalam sebuah film, yang intinya adalah mengajak untuk berpikir sebelum bertindak atau berbuat sesuatu, termasuk ketika akan mengucapkan sesuatu baik lisan atau tulisan.
Film tersebut adalah kalimat dari sebuah film dorama (drama Jepang) berjudul Mr Hiiragi Homeroom, sebuah film yang sarat makna. Dalam film ini Anda akan menemukan banyak pesan moral yang sangat dalam, terutama di tengah perkembangan internet seperti sekarang ini di mana seseorang bisa dengan mudahnya mengucapkan sesuatu yang buruk tanpa memikirkan dampaknya bagi orang lain.
Sang Buddha mengatakan bahwa pikiran adalah pelopor, apa yang terbentuk di pikiran, itulah yang akan kita lakukan. Karena itu penting untuk berpikir dan melatih pikiran kita. Pikiran itu seperti kuda liar dan tugas kita adalah mengendalikan pikiran itu. Jangan sampai justru kita yang terseret oleh pikiran kita sendiri.
Jadi sebelum bertindak, hendaknya berpikirlah secara matang. Pikirkan apakah tindakan atau ucapan kita dapat merugikan orang lain atau justru melukai orang lain. Latihlah pikiran Anda dengan bermeditasi.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia, Sadhu..
Asadha, Hari Raya Umat Buddha
July 12, 2020 in Artikel
Asadha adalah salah satu hari raya umat Buddha, meskipun tidak terlalu dikenal seperti perayaan Waisak dan Kathina, tapi sebenarnya ini perayaan yang penting karena hari Asadha adalah hari di mana kita memperingati turunnya Dhamma pertama kali dari Sang Buddha ke 5 pertapa yang dikenal dengan Dhammacakapavatana Sutta.
Tidak hanya menjadi hari turunnya Dhamma, tetapi hari Asadha menjadi penting karena itulah pertama kalinya terbentuk Sangha di mana kelima pertama menerima ajaran sang Buddha dan menjadi Bikkhu, dengan begitu maka terbentuklah Buddha, Dhamma, dan Sangha.
Perayaan ini diperingati di negara-negara Buddhist sebagai hari libur nasional, di Indonesia memang tidak libur, tetapi kita tetap memperingati hari Asadha.
Selamat hari Asadha..