Jangan Karena Marah dan Benci Mengharapkan Orang Lain Celaka
Posted on June 14, 2020
Pernah dengar kalimat di atas? Ya, kalimat di atas hampir selalu dibacakan pada saat kita kebaktian di vihara, jika membacakan Karaniya Metta Sutta. Jangan karena marah dan benci mengharapkan orang lain atau makhluk lain celaka. Ini kalimat yang sangat bijak dan mengajarkan kita untuk terus menebarkan cinta kasih, bahkan ke orang yang kita benci sekalipun.
Tapi meskipun kita selalu membacakannya, tapi kenyataannya tidak mudah untuk mempraktekannya. Apalagi jika kita sudah terlalu benci karena pernah ditipu, dirugikan, atau diperlakukan tidak adil berkali-kali. Tentu sulit untuk memaafkan orang lain, apalagi mendoakan yang baik untuk orang tersebut.
Pada saat itu kemarahan mungkin sudah terlalu merasuki kita, sehingga sering kali kita kalah dan akhirnya terbawa kemarahan salah satunya mengharapkan yang tidak baik untuk orang lain. Sebenarnya pada saat itulah kita menghadapi tantangan yang sesungguhnya, itulah ujian untuk kita apakah kita dapat melaluinya atau tidak.
Saya pernah sudah membantu bisnis orang lain dan saya malah dirugikan oleh orang tersebut, puncaknya ketika saya difitnah oleh orang ini karena salah paham. Ketika kesalahpahaman selesai, bukan minta maaf yang saya terima tapi dia berusaha membuat pembenaran dengan menjelekkan saya.
Suatu kali dia sakit berat, sempat ingin mendoakan yang jelek untuknya ketika saya kemudian teringat syair dalam Karaniya Metta Sutta: jangan karena marah dan benci mengharapkan orang lain celaka. Akhirnya saya mendoakan kesembuhan dia dan senang ketika dia sembuh, bahkan saya coba kontak dia.
Ternyata sikapnya tidak ada perubahan, ya biarkan saja, itu akan menjadi karma dia sendiri. Yang penting saya tidak sampai terjatuh ke lobang kebencian dan justru berbuat salah dan menjadi tidak baik. Kita tidak dapat mengubah orang lain, tapi kita dapat mengubah diri kita sendiri.