Februari 2023 ini, Dian Dharma akan menerbitkan buku berjudul Vegetarian – Antara Karma dan Etika. Mari, menjadi bagian dari pendukung dan penyebar buku-buku Dhamma melalui:BCA KCP Cideng BaratNo. 3973019828an Yayasan Triyanavardhana Indonesia Hubungi kami:WA: 08111504104 ( wa.link/dlbkk8 )IG: www.instagram.com/penerbitdiandharma/ Sebarkan & ajak teman-teman Anda melakukan kebajikan. Terima kasih telah berkontribusi menyebarkan Buddha Dharma. Semoga semua…
Author: Admin
Telah Terbit Sutra Altar
Sutra Altar diwariskan dan disebarluaskan untuk tujuan esensi dari Ajaran Patriark dan kejayaan Triratna serta memberi manfaat kepada para makhluk secara luas. “….. satu kondisi batin yang seimbang, akan menghentikan gejolak batin dengan sendirinya….”Syair-syair ini bisa Anda baca dalam buku Sutra Altar, Permata Dharma Mahaguru Patriark Keenam Dukung penerbitan dan penyebaran buku ini dan buku…
Segera Terbit Belajar Dari Penggembalaan Sapi
Melatih seekor sapi membutuhkan kesabaran luar biasa. Jika sapi Anda berkeliaran untuk makan rumput, apa yang seharusnya Anda lakukan? Haruskah Anda membunuhnya? Tidak, dengan sabar Anda menariknya kembali pada pekerjaannya, sesering mungkin.Anda seharusnya tidak pernah kecewa dengan diri sendiri jika pikiran Anda mengembara dari metode, atau jika Anda tidak sedang berlatih dengan tepat. Dian Dharma…
Yuk, Dukung Penyebaran Buku-Buku Dharma
Penerbit Dian Dharma membuka kesempatan berdana untuk mendukung penyebaran Buddha Dharma. Dana dapat disalurkan melalui:BCA KCP Cideng BaratNo. 397 301 9828an. Yayasan Triyanavardhana Indonesia Koleksi buku-buku Dharma, bisa menghubungi:WA: 08111504104https://wa.link/dlbkk8 Atau kunjungi media sosial kami:IG: https://www.instagram.com/penerbitdiandharma/Website: https://diandharma.org/ Semoga keikutsertaan Anda dalam menghadirkan dan menyebarkan buku-buku Dharma akan membuahkan kejayaan bagi Anda. Sadhu … Sadhu ……
Wacana Buddhadharma
DOWNLOAD The post Wacana Buddhadharma appeared first on Diandharma.org. Source: https://diandharma.com
Buddhayana Tinjauan Skolastik
Krishnanda Wijaya-Mukti Penelusuran Kitab Suci Terdapat dua versi Kitab Suci Tripitaka. Yang satu bersumber pada bahasa Pali, dan yang lain bersumber pada bahasa Sanskerta. Kita tidak memiliki bukti konkret mengenai bahasa apa yang dipakai oleh Buddha Gotama. Agaknya Buddha menggunakan lebih dari satu bahasa/dialek. Dalam Aranavibhanga-sutta Buddha menasihati para biksu untuk menyesuaikan diri dengan bahasa-bahasa lokal tempat…
Demokrasi dan Agama Buddha di Indonesia
Krishnanda Wijaya-Mukti Disampaikan dalam Seminar Dies Natalis ke-42 Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, 26 Februari 2011. Pendahuluan Agama Buddha ikut mengantarkan Sriwijaya dan Majapahit mencapai kejayaan. Majapahit, negara kesatuan sebelum kolonialisme Belanda, kadang dijadikan acuan politis batas NKRI saat ini. Beberapa atribut kenegaraan diambil dari elemen-elemen Majapahit. “Sang Merah Putih” berasal dari panji Majapahit. “Bhinneka Tunggal Ika” berasal…
Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Perspektif Agama Buddha
Krishnanda Wijaya-Mukti Materi Studi Pendalaman Agama Islam, Kristen, Buddha, LPKM – Universitas Negeri Jakarta, 21-23 Sept. 2001. EPISTEMOLOGI Epistemologi mempelajari dasar-dasar dan batas-batas pengetahuan manusia. K.N. Jayatilleke mengelompokkan pemikir-pemikir di India sebelum Buddha dalam tiga aliran, yaitu: kaum tradisionalis, rasionalis dan eksperiensialis.[1] Kaum tradisionalis adalah para brahmana yang memegang otoritas kesakralan dari Weda yang diungkapkan secara…
Pemberdayaan Dharmaduta dalam Pembangunan Berbasis Komunitas
Krishnanda Wijaya-Mukti Pendahuluan Manusia menurut paham Buddhis tidak pernah dianggap hanya untuk dirinya sendiri, tetapi merupakan bagian integral dari keseluruhan masyarakat dan alam semesta. Perkumpulan siswa Buddha yang disebut Sanggha didirikan bukan saja untuk kepentingan anggotanya, tetapi sekaligus pula untuk kepentingan semua makhluk. Dalam konteks inilah agama Buddha bersifat misioner, sebagaimana amanat Buddha kepada enam…
Untuk Siapa
Ke mana saja Buddha Gotama pergi, Ia menarik banyak pengikut. Seribu petapa yang memelihara rambut mengikuti jalan-Nya, dua ratus lima puluh murid Sanjaya mengikuti-Nya pula, lalu para pemuda yang sangat terkemuka dari keluarga-keluarga terhormat di Magadha menempuh penghidupan suci di bawah pimpinan-Nya. Orang-orang yang tidak sepaham menjadi khawatir. Siapa selanjutnya yang akan diambil-Nya?”[1] Kekhawatiran semacam…